Friday, March 19, 2010

Mengenalkan Alquran Sejak Dini









Mengenalkan Alquran pada anak?
Mulailah dengan hal-hal yang membuat mereka suka. Nuraeni (34 tahun) mengaku bingung. Pratama (5), anak pertamanya sangat sulit diajarkan menghafal dan membaca Alquran. Padahal, anak tetangganya sudah bisa menghafal surat-surat pendek dan mulai mengenal huruf hijaiyah. "Dari mana sih mulainya? Bagaimana cara ngajarinnya?" keluhnya.



Meski tak mudah, seharusnya Nuraeni tak perlu berkecil hati. Memperkenalkan Alquran sebagai kitab suci dan firman Allah SWT, menurut psikolog keluarga Elly Risman, memang perlu dilakukan sejak dini. Lantunan ayat suci Alquran, harus mulai diperdengarkan sejak anak masih dalam kandungan sang ibu. Bahkan, idealnya ayat-ayat Alquran diperdengarkan saat kandungan sang ibu berusia empat bulan.


''Karena sejak usia itulah sambungan antarneuron mulai terbentuk,'' ujarnya. Lantunan ayat suci Alquran itu bisa diputar lewat kaset. Namun, idealnya kedua orang tualah yang membacakan dan melantunkan ayat suci Alquran tersebut khusus untuk si buah hati yang ada dalam kandungan.


Cara yang menyenangkan


Setelah anak lahir, menurut Elly Risman, pada jam-jam tertentu perlu diperdengarkan ayat suci Alquran. Saat anak sudah bisa bermain dan mulai menginjak usia 2,5 tahun, orang tua bisa mengajarkan anaknya untuk menghafal surat-surat pendek Alquran. Tentu, dengan cara yang menyenangkan.


Bahkan, lanjut dia, orang tua juga bisa mulai mengenalkan huruf arab dengan membuat kartu-kartu kecil. ''Secara tidak sengaja, anak perlu dikenalkan dengan huruf hijaiyah melalui kartu-kartu kecil,'' tuturnya. Dengan begitu, anak secara tidak langsung bisa mengenal tulisan Alquran. Sistem pengajaran Alquran pada anak, lanjut dia, perlu dilakukan dengan menerapkan pola suka, perbuatan, dan pengertian. Anak awalnya harus dibuat suka terhadap Alquran. Tentu saja, anak akan menyukai Alquran bila kedua orang tuanya juga rajin membaca ayat-ayat suci tersebut.


Setelah anak gemar dan suka dengan Alquran, maka orang tua bisa menerangkan kepada sang anak tentang perbuatan yang baik yang diperintahkan Alquran dan perbuatan yang tak boleh dilakukan. Sedangkan, pengertiannya bisa dijelaskan saat anak berusia tujuh tahun. Saat usia itulah, seluruh sambungan saraf otak anak sudah mulai tersambung secara sempurna. Mengenalkan Alquran kepada anak, lanjut dia, bisa dilakukan dengan menerapkan pola 3B, yakni bernyanyi, bermain dan bercerita.


Menghafal ayat-ayat Alquran bisa dilakukan dengan bernyanyi dan bermain. Dengan pola itu, anak akan merasakan menghafal Alquran itu sangat menyenangkan. ''Meski begitu, anak-anak harus diberitahu soal adab memperlakukan Alquran sebagai kitab suci,'' tutur psikolog dari Yayasan Kita dan Buah Hati ini.


Menurut dia, orang tua harus memberi pengertian kepada buah hatinya bahwa Alquran tidak boleh dimain-mainkan sembarangan. ''Nah, adab cara menghormati Alquran inilah yang harus dicontohkan kepada anaknya, sebab anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya.'' Anak harus diperkenalkan bagaimana cara memegang dan menyimpan Alquran sejak dini.


Membaca dan memahami



Belajar huruf Alquran, menurut psikolog tamatan Universitas Indonesia ini, juga bisa dikembangkan dengan cara bernyanyi dengan suasana bermain. ''Pokoknya, anak harus dibuat fun saat diajarkan huruf Alquran,'' imbuhnya. Setelah anak berusia tujuh tahun ke atas, anak juga mulai dikenalkan dengan menyambungkan huruf-huruf hijaiyah tersebut. Karena, sejak usia 2,5 tahun sudah mulai dikenalkan dengan huruf tersebut.


Pentingkah mengajarkan anak untuk memahami ayat-ayat yang dibacanya? Menurut Elly, tafsir Alquran juga bisa diajarkan seiring anak belajar menghafal. Tafsir tersebut diajarkan dalam bentuk bercerita. Orang tua bisa menuturkan sebuah cerita dari ayat yang tengah atau sudah dihafal anaknya. ''Lewat cerita itulah, tafsir Alquran diajarkan kepada sang anak,'' imbuhnya.


Saat ini, mengajarkan anak membaca dan mengerti ayat-ayat Alquran sudah semakin mudah. Agar anak bisa cepat membaca Alquran, telah banyak metode ditawarkan. Salah satu metode yang berhasil adalah metode iqra.


Sedangkan, untuk mengenalkan tafsir, kini telah hadir buku tafsir Alquran untuk anak-anak. Buku tafsir untuk anak ini diterbitkan Divisi Anak dan Remaja penerbit Mizan. Buku tafsir ini merupakan kelanjutan dari buku-buku seperti hapalan surat-surat pendek dan kata Allah dalam Alquran yang merupakan tahap awal memperkenalkan firman Allah kepada anak. Tafsir Alquran sebenarnya merupakan tahapan pengenalan yang lebih dalam. Melalui buku tafsir Alquran untuk anak-anak ini, anak-anak mulai diajak untuk melakukan pemaknaan yang sedikit lebih dalam, tapi tetap mudah dicerna.


Buku tafsir tersebut mengandung penjelasan dari penulis, pendapat ulama, kisah-kisah pendukung, hadis nabi dan ayat-ayat Alquran pendukung. Selain itu, buku tersebut juga mudah dicerna karena disajikan dengan visualisasi yang kaya; ada gambar, ornamen juga komik. Menurut sang penulis, Dr Afif Muhammad, hal itu sengaja ditempuh karena bagi anak-anak bahasa visual memiliki arti yang begitu penting. ''Anak-anak akan lebih mudah mencerna pesan dan merasa lebih 'terlibat' untuk menggali kandungan ayat Alquran yang disajikan dalam buku tersebut,'' ujarnya kepada Republika dalam sebuah kesempatan.


Saat ini, tak kurang ada sepuluh jilid seri Tafsir Alquran untuk anak-anak. Setiap buku tafsir Alquran itu memuat satu, atau beberapa surat yang disesuaikan dengan panjang pendeknya surat. Tak hanya itu, setiap seri buku tafsir tersebut juga dilengkapi dengan pengetahuan dasar mengenai ilmu Alquran ('Ulum Alquran) dan kotak bahasa yang akan mengenalkan kata-kata dalam Alquran kepada anak-anak secara bertahap. Buku tafsir Alquran untuk anak ini juga dilengkapi dengan istilah-istilah tafsir yang membantu anak mengenal istilah-istilah Alquran.


------------
Disadur dari: Republika Online
Minggu, 31 Oktober 2004
Republika Online
"

No comments: